USIA KAWIN PADA UU No. 16 TAHUN 2019 PERUBAHAN ATAS UU No. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERNIKAHAN PRESPEKTIF KESEHATAN MENTAL
DOI:
https://doi.org/10.33752/menaratebuireng.v18i1.8407Keywords:
Age of marriage, law, mental healthAbstract
The Act No. 16 of 2019 amending the Law No. 1 of 1974 on Marriage, changed the age limit for marriage specifically for women to 19 years. In this regard, the government is trying to change the social conditions of the society related to the health of children and mothers, early marriages, educational opportunities and prevention of discrimination. Based on this, the author tries to look at the minimum marriage age in the mental health perspective to prepare the spouses physically, mentally and materially. The results show that being mentally and physically healthy and not experiencing disturbances will have a strong influence on individual behavior, relations with family, relationships with others and relations with their surroundings. All such preparations must be accompanied by understanding and good religious practices to realize the purpose of marriage, namely, sakinah, mawaddah and warahmah.
Keywords: Age of marriage, law, mental health
Downloads
References
Adhim, M. Fauzil, (2002). Indahnya Pernikahan Dini, Cet. 1, Jakarta: PT. Gema
Insani.
Ariadi, Purmansyah, (2013). Kesehatan Mental dalam Prespektif Islam, Jurnal Syifa’
Medika Vol. 3 No. 2 Maret, Universitas Muhammadiyah Palembang.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, (2003). Mutiara Hadits, Jilid 5, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Basri, Hasan, (1999). Keluarga Sakinah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiah, (1995). Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Dana Bakti Prima Yasa.
Ghazali, Bahri, (2016). Kesehatan Mental 1, Bandar Lampung: Harakindo. Handayani¸ Eka Sri, Kesehatan Mental (Mantal Hygiene), Cet. 1, Banjarmasin:
Universitas Islam Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Harlina, Yuni, (2020). Tinjauan Usia Perkawinan Menurut Hukum Islam (Studi UU No. 16 Tahun 2019 Perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), Jurnal hukum Islam, Vol. 20 No. 2 Desember, UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Kartono, Kartini dan Jenny Andri, (1989). Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: Mandar Maju.
Maimun dkk, (2018). Fenomena Tingginya Angka Cerai Gugat dan Faktor Penyebabnya: Analisis Reflektif atas Kasus-Kasus perceraian di Madura, Jurnal Islamuna Vol. 5 Nomor 2 Desember, IAIN Madura.
M.A. Subandi, (1997). Psikologi Agama dan Kesehatan Mental, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013al-Musna, Syaikh Abdul Aziz bin Abdurrahman Perkawinan dan Masalahnya, Jakarta: Pustaka al Kautsar.
Notosoedirdjo, Moeljono & Latipun, (2007). Kesehatan Mental: Konsep dan
Penerapan, Malang: UMM Press.
Ramayulis, (2016). Psikologi Agama, Cet.ke 11, Jakarta: Kalam Mulia.
Sarlito, Wirawan Sarwono, (1996). Persiapan Menuju Pernikahan Yang Lestari, Cet. ke-4, Jakarta: Pustaka Antara.
Subekti dan R. Tjitrosudibio, (2001). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, cet.
Ke-31, Jakarta: Pradnya Paramita.
Sunarti, Gustiya, (2021). Usia Minimal Kawin Menurut Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2019 atas Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan dalam Prespektif Maslahah Mursalah. Jurnal Qiyas, Vol 6, No.2
Oktober, IAIN Bengkulu.
Syahrani, Riduan, (2013). Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Cet.ke VI Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Undang-undang No. 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
UU No. 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa
Zainal Azhar dkk, (2022), Hubungan antar Tingkat Pernikahan Dini dengan Perubahan Kesehatan Mental pada Remaja Wanita usia 14-19 Tahun, Nursing Sciences Journal, Vol. 6 No. 1, Oktober, STIKES Darul Azhar Batulicin.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.