MIMPI DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM SEBAGAI REFLEKSI PENGUATAN JIWA

Authors

  • Aisyah Rahmawati Program Pascasarjana, Fakultas Ushuluddin, Universitas Darussalam Gontor
  • Jarman Arroisi Program Pascasarjana, Fakultas Ushuluddin, Universitas Darussalam Gontor
  • Aldy Pradhana Program Pascasarjana, Fakultas Ushuluddin, Universitas Darussalam Gontor

Keywords:

Mimpi, Barat, Islam, Penguatan Jiwa

Abstract

Mimpi merupakan topik yang hangat diperbincangkan di Barat maupun Islam. Para ilmuwan Barat melakukan penelitian secara empiris karena menganggapnya sebagai aktivitas fisikal. Lebih dari itu, Islam memandang mimpi sebagai aktivitas spiritual. Artikel ini akan membahas konsep mimpi antara perspektif Barat dan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang menggunakan metode deskriptif-analitis. Ditemukan empat perbedaan. Pertama, Barat menggunakan istilah "dream" untuk kejadian tidur tanpa sadar yang berasal dari aktivitas otak. Sementara Islam menggunakan istilah "ru’ya" sebagai tangkapan jiwa akan pesan ilahi melalui daya khayal. Kedua, teori interpretasi Freud mendefinisikan setiap gambaran dalam mimpi sebagai simbol dengan makna tertentu. Sedangkan al-Ghazali menyatakan bahwa kekuatan khayal dapat mengubah ataupun menghadirkan makna hakiki. Ketiga, Barat menilai mimpi berdasarkan visualisasi dan emosi yang muncul. Di sisi lain, Islam terfokus pada hasil atau makna dari mimpi. Keempat, interpretasi psikoanalisis Barat merujuk pada analisis empiris dan pengalaman pribadi. Lebih dari itu, Islam melakukan takwil berdasarkan kondisi ruhani.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-12-18

How to Cite

Aisyah Rahmawati, Jarman Arroisi, & Aldy Pradhana. (2024). MIMPI DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM SEBAGAI REFLEKSI PENGUATAN JIWA. Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi, Ekonomi, Pendidikan Dan Keagamaan (SAINSTEKNOPAK), 8, 361–369. Retrieved from https://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/SAINSTEKNOPAK/article/view/8306