ADAPTABILITAS HUKUM ISLAM TERHADAP ADAT ISTIADAT MASYARAKAT JAWA (Studi Kasus Tentang Tradisi Jual Beli Sende di Wilayah Kecamatan Ngoro-Jombang)

Abstract

Dewasa ini banyak kalangan memprihatinkan keberadaan fiqh, bahwa hukum produk ijtihad ulama masa lalu ini
dipandang kurang adaptif terhadap perubahan, kurang reflektif terhadap kondisi sosial yang terus-menerus
berubah, bukan sekedar perubahan pada tingkat perilaku dan kebutuhan yang bersifat lahiriah, tetapi juga
perubahan tata nilai yang bersifat batiniah. Akibatnya, fiqh yang kita warisi dari masa lalu itu menjadi sangat
formal dan abstrak, seolah-olah berada pada sudut yang berbeda dengan realitas kehidupan kontemporer.Jual
beli sinde yang dilakukan oleh masyarakat Ngoro sebuah Kecamatan di wilayah Kabupaten Jombang bagian
selatan. Berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang. Yaitu Seseorang menjual sebidang tanah
kepada orang lain dibawah harga normal, dengan perjanjian apabila kelak penjual mampu menjual tanah itu
seperti yang ia terima, pembeli wajib mengembalikan tanah kepada penjual. Namun selama penjual belum mampu
membayar harganya, pembeli selalu dapat memetik seluruh penghasilan tanah tersebut. Namun praktek seperti
ini tidak semestinya disebut sebagai jual beli (bai’), karena hak kepemilikan pembeli tidak sempurna. . Kasus
sederhana itu tenyata dapat menimbulkan masalah teoritis metodologis yang kompleks. Semua ini perlu dicarikan
jawabannya, dari sisi hukum memiliki pijakan normatif, yakni ‘maqasid al-syari’ah’, dan dari sosial memiliki
pijakan faktual, berupa penerimaan masyarakat yang termanifestasikan dalam praktek kehidupan seharihari.Luaran penelitian ini ada dua macam, yakni luaran wajib dan luaran tambahan. Luaran wajib dari penelitian
ini adalah publikasi ilmiah jurnal nasional tidak terakreditasi (accepted/published), sedangkan untuk luaran
tambahan adalah keikutsertaan dalam seminar internasional (sudah dilaksanakan), produk (penerapan), dan HKI
(terdaftar).